Skip to main content

Artabit Bisa Mengatasi Masalah Pembayaran Elektronik di Asia Tenggara

Bitcoin menarik perhatian semua orang di dunia, termasuk Asia Tenggara. Tapi, di wilayah yang masih bergantung pada uang tunai ini, penolakan terhadap metode pembayaran baru menjadi masalah besar untuk entrepreneur yang berpikir ke depan. Agar Bitcoin bisa sukses, diperlukan pondasi agar infrastrukturnya bisa diakses. Artabit, startup asal Amerika dan Indonesia, ingin mengatasi masalah ini.

“Ada keraguan dalam menginvestasikan waktu dan sumber daya untuk menggunakan sistem pembayaran baru yang masih dalam tahap adopsi awal ini,” kata founder Artabit, Ayoub Naciri.

Perusahaan ini mengembangkan solusi pembayaran Bitcoin untuk Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya. Tujuan utama Artabit adalah mengurangi keterbatasan untuk masuk ke Bitcoin, menyederhanakan proses yang rumit yang hanya bisa dilakukan oleh pengguna yang modern.

3 Cara Artabit Atasi Masalah Pembayaran di Asia Tenggara

Pertama, Artabit akan bertindak sebagai pihak ketiga yang menghubungkan pembeli dan penjual online. Pembeli yang ingin menggunakan Bitcoin untuk membeli barang dari penjual yang belum menggunakan Bitcoin bisa mengirimkan Bitcoin tersebut ke Artabit, dan mereka kemudian akan memberikan uang hasil penjualan tersebut ke penjual.

Kedua, Artabit akan membantu penjual sehingga mereka bisa menerima Bitcoin sebagai metode pembayaran.

Ketiga, Artabit bisa membantu pekerja asing yang menggunakan Bitcoin untuk mengirim uang ke negara asalnya. “Pengirim dan penerima uang tidak perlu memahami atau memperhatikan keberadaan Bitcoin. Mereka hanya perlu memahami metode pertukaran mata uang tersebut,” kata Ayoub.

StartUp Artabit Solusi Pembayaran Sederhana Dengan Bitcoin

Ayoub mengatakan bahwa Artabit rencananya akan mulai beroperasi di awal tahun 2014.  Mereka saat ini sedang mengurus lisensi dan pengesahan dari pemerintah. Sejauh ini, perusahaan ini sudah merampungkan konsepnya dengan platform dasar yang bisa menangani transaksi tingkat menengah ke bawah. Berikutnya, mereka akan mengembangkan platform yang lebih kuat dan terintegrasi dengan bank lokal.

Di Startup Arena,  Juri Saemin Ahn menanyakan Ayoub tentang apa yang terjadi jika nilai Bitcoin berubah di tengah-tengah transaksi . Khailee Ng dari 500 Durians mengatakan bahwa ia suka ide Artabit, tapi berkata bahwa presentasi mereka buruk. Naoshi Suzuki dari Global Brain menekankan pada isu hukum dan ketidakstabilan. Jimmy Rim dari K-Cube punya pertanyaan yang sama tentang isu tentang “masyarakat yang sulit untuk berubah”.

Seperti kebanyakan negara lainnya, Indonesia masih berada dalam tahap awal penggunaan Bitcoin. Ayoub mengatakan, “kami memperkirakan bahwa adopsi ini akan terjadi lebih awal di negara-negara seperti Indonesia daripada negara-negara dengan ekonomi maju seperti di Amerika dan Eropa.” Masyarakat Indonesia perlahan-lahan menerima dan menggunakannya. “Karena Bitcoin mengatasi berbagai masalah dasar yang terdapat di negara berkembang seperti populasi yang tidak menggunakan rekening bank dan kurangnya kartu kredit,”

Comments

Popular posts from this blog

Tenaga kerja asal Filipina di Hong Kong gunakan bitcoin untuk mengirim uang

Meski perlahan-lahan mendapatkan perhatian masyarakat, Bitcoin terbilang rumit dan masih asing bagi banyak orang. Namun, startup asal Hong Kong BitSpark ingin mengatasi kerumitan ini dengan memungkinkan pengguna mengirim uang tanpa perlu tahu sedikitpun tentang bitcoin. Startup ini baru saja mengumumkan layanan pengiriman uang tunai end-to-end menggunakan bitcoin pertama antara Hong Kong dan Filipina. Bitcoin sering dipuji sebagai solusi untuk berbagai masalah pengiriman uang di dunia. Mata uang ini bisa diakses tanpa rekening bank, instan, dan lebih murah jika dibandingkan dengan bank dan jasa pengiriman uang lainnya. Cara Kerja Bitcoin  Kebanyakan layanan pengiriman bitcoin bekerja seperti ini: pengguna mengambil gaji mereka dan membeli bitcoin. Mereka kemudian mengirim uang dari bitcoin wallet mereka ke bitcoin wallet penerima – biasanya teman atau anggota keluarga di negara asalnya. Kemudian, penerima menukar bitcoin dengan uang tunai dalam mata uang lokal. Tapi layanan pen

Bitcoin adalah metode payout terbaik untuk bisnis online advertising

Sudahkah Anda menggunakan Bitcoin untuk solusi Payout bisnis Anda? “Daripada mencari Bitcoin lewat situs-situs faucet, lebih baik kita membuat sebuah situs dan pasang iklan disana, lalu share situsnya via sosial media seperti facebook supaya mendapatkan banyak visitor. Bitcoin yang didapatkan dari sana pasti lebih banyak jumlahnya daripada kita menghabiskan waktu bermain faucet,” ujarnya sambil tertawa. “Membuat akun Bitcoin juga ternyata sangat mudah dan banyak keuntungannya. Andai saja Google Adsense sekarang juga bisa membayar saya dalam bentuk Bitcoin.”  Begitulah ungkapan yang diberikan Pak Andri Setiawan mengenai bisnisnya. Sebuah kisah nyata dari Andri Setiawan, seorang pengusaha yang mendapatkan penghasilan hingga puluhan juta Rupiah per minggu dari pemasangan iklan online di situsnya, news.viatekno.com. Mengenal Lebih Dekat Andri Setiawan Bapak Andri Setiawan, seorang pria yang telah berkeluarga dan dikaruniai seorang anak. Ia adalah seorang pebisnis yang juga aktif m

8 Hal Menarik Diumumkan Google dalam Konferensi Google I/O 2017

Pada pertengahan Mei 2017 ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, Google kembali mengadakan konferensi tahunan yang bertajuk Google I/O. Tetapi tahun ini raksasa internet dunia tersebut hanya menghadirkan fitur-fitur baru untuk sistem operasi Android serta Google Home. Mereka tidak meluncurkan produk baru apapun. Untuk lebih jelasnya... Berikut ini adalah delapan pengumuman menarik Google di hari pertama Google I/O 2017. Google for Jobs Layanan ini bisa memperhitungkan banyak hal, mulai dari minat pribadi hingga waktu kamu berangkat ke kantor, dan memberikan lowongan pekerjaan yang sesuai. Google pun meluncurkan layanan baru bernama Google for Jobs, Hal ini dilakukan demi memanfaatkan kemampuan machine learning mereka dalam membaca kebutuhan pengguna. Saat ini, Google mendapatkan berbagai lowongan pekerjaan tersebut dari pihak ketiga, seperti Facebook, Monster, ZipRecruiter, Glassdoor, hingga LinkedIn. Google Lens dalam Google Assistant Teknologi ini sebenarnya telah dima