Skip to main content

4 Alasan Mengapa Fintech Akan Mengubah Dunia

Fintech adalah teknologi masa depan yang memiliki banyak manfaat yang terus dikembangkan hingga saat ini. Apakah Anda siap dengan segala perubahan yang ada yang disebabkan oleh Fintech. Fintech atau “financial technology” bagi Anda yang baru mengenal dunia startup, secara umum fintech menggambarkan sebuah industri bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi untuk membuat sistem keuangan menjadi lebih efisien.

Dibawah fintech, ada beberapa macam kegiatan seperti proses pembayaran dan transfer uang, platform jual beli saham, peminjaman uang peer-to-peer, mata uang cryptography, dan banyak lainnya. Meskipun memiliki keberagaman, startup fintech memiliki satu ciri khas, mereka ingin menyediakan sebuah solusi teknologi yang inovatif untuk meningkatkan efisiensi sistem finansial dan individu yang terlibat di dalamnya.

Menurut sebuah penelitian yang dikeluarkan oleh Accenture, investasi global dalam bisnis teknologi finansial naik tiga kali lipat dari yang asalnya USD 928 juta menjadi USD 2,97 miliar antara tahun 2008 dan 2013. Angka ini diperkirakan akan terus naik hingga USD 6 hingga USD 8 miliar pada tahun 2018. Saat ini Startup teknologi yang bergerak di bidang finansial atau sering disebut sebagai fintech sedang naik daun. Untuk memberi konteks dalam ranah investasi, dari tahun 2010 hingga 2013, investasi global dalam fintech naik empat kali lipat lebih cepat dari investasi VC secara keseluruhan.

Menciptakan Dunia Yang Lebih Baik

Kita melihat sebuah generasi terbaru sistem pembayaran yang menggunakan kekuatan ekonomi merchant dengan margin keuntungan tipis namun tidak terkalahkan dari jumlah penggunanya. Startup bekerja sangat keras untuk menciptakan sebuah solusi yang meningkatkan fungsi ekonomi mereka. Ini merupakan hal terbaik dari sebuah usaha sosial, inovasi bisnis yang mana semua pihak mendapat keuntungan dengan cara yang efektif dan berkelanjutan.

SmartPesa yang berbasis di Singapura adalah mPOS yang mencoba menembus pasar berkembang. Mereka membangun dari infrastruktur perbankan yang sudah ada dan mengambil keuntungan dari solusi yang sudah dipercaya oleh populasi yang ada. Mereka saat ini memiliki pengguna awal di Rwanda dan rencana ekspansi bagi SmartPesa mencakup pencairan dana dan penambahan airtime – fitur yang dapat langsung digunakan dan menjadi keuntungan bagi para merchant yang menggunakan metode pembayaran milik startup ini.

Ada juga Startup asal Malaysia, Soft Space mempunyai visi meningkatkan partisipasi masyarakat secara finansial di Asia Tenggara. Produk mereka memungkinkan pengguna yang sebelumnya tidak mempunyai akun bank – seperti merchant-merchant kecil – bisa menerima pembayaran kartu kredit dan debit bagi layanan mereka dan mengambil keuntungan dari efisiensi dan keamanan yang ditawarkan sebuah sistem perbankan. Platform mobile point of sale (mPOS) mereka memungkinkan merchant menerima pembayaran kartu kredit dan debit dengan biaya rendah dan mudah, yang mereka butuhkan hanya sebuah smartphone.


Percaya Pada Hype Yang Ada

Dalam beberapa tahun terakhir, istilah Fintech menjadi semacam buzzword di kalangan media dan investor. Mulai dari BBC hingga The Strait Times di Singapura, media di dunia sudah mulai menulis artikel tentang perkembangan terakhir dalam industri Fintech dan implikasi politik ekonomi di dalamnya. Fintech kini bukan lagi sebuah ranah eksklusif untuk ahli teknologi dan politik.

Semakin banyak investor yang sebelumnya tidak memiliki portofolio berisi fintech kini memposisikan dirinya agar dapat menikmati bagian ranah terbaru ini. Nampaknya, tidak ada yang ingin melewatkan hal yang akan menjadi besar di masa mendatang ini.

Teknologi yang sedang dikembangkan dalam industri fintech mempunyai implikasi melebihi dunia finansial. Teknologi blockchain yang dipelopori oleh pencipta Bitcoin memungkinkan pengguna internet, untuk pertama kalinya, mentransferkan properti digital yang unik pada satu sama lainnya dalam sebuah cara sehingga proses transfer tersebut aman dan terjamin. Semua orang tahu bahwa proses transfer sudah terlaksana, dan tidak ada yang bisa mengkompromi legitimasi proses transfer tersebut. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat besar.

Secara umum, industri fintech adalah sebuah pasar yang sangat besar. Metode pembayaran mencakup semua sektor ekonomi. Todd Latham mengatakan bahwa “ekonomi didasari hal tersebut.” Tidaklah sulit untuk melihat bagaimana mengambil porsi kecil dari keseluruhan pasar tersebut dapat terbukti menguntungkan.

Akan tetapi, apa yang menarik dari ranah ini adalah potensinya untuk mengubah kedudukan sosial bagi mereka yang tidak berkecukupan secara ekonomi. Hal inilah yang seharusnya membuat kita senang. Ini yang seharusnya ditekankan oleh pemain besar industri fintech dalam gambaran umum mereka.

Jadi, apa yang sebenarnya yang terjadi dan mengapa kita harus percaya pada hype yang ada?

Pertama-tama, krisis finansial pada tahun 2008 menjadikan bank-bank menyalurkan sumber daya mereka pada kebijakan baru untuk memuaskan para regulator dan tidak mempunyai sisa dana untuk inovasi. Hal ini menyediakan sebuah pasar besar bagi perusahaan yang lebih kecil untuk menciptakan sebuah produk inovatif yang menyediakan pertumbuhan dan solusi big data bagi institusi keuangan. Startup seperti Moneythor membuat sebuah produk yang memungkinkan klien mereka meningkatkan pengalaman digital banking konsumen dan lebih memahami bagaimana pola finansial mereka melalui sebuah alat yang mengumpulkan dan menganalisa data transaksi mereka.

Startup seperti itu biasanya mempunyai markas di Singapura yang notabene merupakan pusat finansial mumpuni dalam hal ranah teknologi. Negara ini telah menjadi sebuah pusat bagi developer fintech yang ingin menguasai pasar Asia.

Seperti yang dikemukakan oleh venture capitalist legendaris Marc Andreessen, fintech berpotensi mengenyahkan kebutuhan terhadap pihak ketiga, baik itu bank ataupun agensi pemerintahan untuk menjamin proses pertukaran aset digital atau fisik. Ide dari hal ini adalah untuk memotong biaya pihak penengah dan meningkatkan otonomi finansial perseorangan secara signifikan.

Fintech di Asia Tenggara dapat memainkan peranan besar dalam mengentaskan kemiskinan dari populasi yang berjumlah lebih dari 600 juta orang (negara-negara ASEAN adalah pasar ketiga terbesar setelah China dan India) sambil terus membuktikan diri dapat memberi keuntungan bagi para investor dan startup.

Penetrasi internet, mobile, dan bank memang masih tetap rendah di pasar seperti Indonesia dan Thailand, yakni hanya 20 persen dari populasi keseluruhan Indonesia yang mencapai angka 250 juta. Bagaimanapun angka tersebut masih mampu menciptakan pasar sebesar 50 juta individu yang telah menggunakan jasa bank dan kemampuan mereka sebagai entitas finansial masih belum terjamah bagi investor dan inovator fintech internasional.


Potensi Bitcoin di Industri Fintech

Marcus Swanepoel, CEO dan co-founder BitX mengatakan bahwa Bitcoin dapat memberdayakan individu secara finansial dalam “geografi yang mempunyai sistem finansial tidak efisien”. Sama seperti halnya Afrika yang melewati era komputer dan langsung masuk ke era handphone, ia melihat potensi dari “efek batu loncat” tersebut dalam pasar berkembang di ranah fintech. Melewati penggunaan kartu kredit atau debit untuk pembayaran menggunakan Bitcoin. Ia dan timnya yang merupakan mantan developer Google ingin memposisikan diri sebagai yang terdepan dari revolusi cryptocurrency.

Penggiat Bitcoin dengan cepat menunjukkan kekuatan ideologi dari bitcoin, aplikasi terbaik dari prinsip otonomi Nozickian. Lebih jauh, Bitcoin dapat memasukkan lebih dari 2,5 miliar orang yang tidak mempunyai akun bank ke dalam pengiriman uang, pembayaran, dan transaksi lainnya yang membentuk pondasi dasar pengembangan ekonomi.

Untuk startup pengiriman bitcoin yang mempunyai basis di Hong Kong, Bitspark, kekuatan social bitcoin terletak pada fleksibilitas yang ditawarkan finansial cryptocurrency bagi penggunanya yang kebanyakan tenaga kerja asing. Co-founder dan CEO, George Harrap menyebutkan beberapa contoh dimana konsumen Bitspark butuh mengirimkan sejumlah kecil dana ke tanah kelahiran mereka untuk membiayai biaya pengobatan keluarga. Bitspark mengirimkan uang tersebut dalam satu jam saja, bebas dari biaya berlebih dan pembatasan. Hal ini tidak akan mungkin terjadi dengan layanan pengiriman tradisional yang mempunyai biaya tinggi.

Baru-baru ini, mereka bekerja sama dengan Artabit, pelopor startup Bitcoin dari Indonesia yang berbagi misi sosial serupa untuk memungkinkan tenaga kerja Indonesia mengirimkan uang ke tanah air.

Melawan Para Lintah Darat

Onelyst merupakan startup berbasis Singapura yang mencoba memecahkan masalah cukup rumit di dunia nyata. Mohamed Abbas dan co-founder Hizam Ismail menghubungkan penyedia pinjaman uang berlisensi dengan masyarakat menengah ke bawah yang membutuhkan dana pinjaman untuk alasan medis dan personal lainnya. Fokus mereka terletak pada memberdayakan secara finansial sebuah bagian dari masyarakat yang terpapar risiko dieksploitasi oleh sistem yang ada karena kurangnya akses menuju informasi dan pilihan. Mohamed lebih lanjut mengatakan: “sebuah sistem peminjaman dana transparan bagi komunitas kita yang rentan bukanlah sebuah hak istimewa, namun sebuah hak umum. Kami sedang bekerja menuju ke arah sana.”

Industri fintech akan menjadi sesuatu yang sangat besar nantinya. Namun apa yang spesial dari tren ini adalah bukan hanya semakin memperkaya investor dan founder startup, ia juga mampu memberi efek bagi perubahan sosial masyarakat. Baik itu dalam visi dan pendekatan terhadap pengguna pada produk yang sedang mereka kembangkan, founder-founder ini menjanjikan sebuah masa depan fintech untuk Asia Tenggara yang mana semua orang mempunyai kesempatan untuk mengambil bagian dari sesuatu yang sangat besar.

Onelyst baru saja mendapatkan pendanaan tahap awal baru-baru ini dan sedang mengumpulkan lebih banyak dana. Akhir-akhir ini, dana investasi mulai merambah ranah fintech dan mengenali dampak potensi cryptocurrency bagi kehidupan masyarakat yang tidak mempunyai akun bank.


Startup fintech yang disebutkan dalam artikel saat ini terdapat di Techlist.asia, sebuah database yang ingin menghubungkan startup Asia dengan investor dari seluruh dunia.

Apakah Anda hari ini belajar sesuatu yang baru dari artikel saya? Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat dan menjadi ilmu baru untuk kalian.

Comments

Popular posts from this blog

Tenaga kerja asal Filipina di Hong Kong gunakan bitcoin untuk mengirim uang

Meski perlahan-lahan mendapatkan perhatian masyarakat, Bitcoin terbilang rumit dan masih asing bagi banyak orang. Namun, startup asal Hong Kong BitSpark ingin mengatasi kerumitan ini dengan memungkinkan pengguna mengirim uang tanpa perlu tahu sedikitpun tentang bitcoin. Startup ini baru saja mengumumkan layanan pengiriman uang tunai end-to-end menggunakan bitcoin pertama antara Hong Kong dan Filipina. Bitcoin sering dipuji sebagai solusi untuk berbagai masalah pengiriman uang di dunia. Mata uang ini bisa diakses tanpa rekening bank, instan, dan lebih murah jika dibandingkan dengan bank dan jasa pengiriman uang lainnya. Cara Kerja Bitcoin  Kebanyakan layanan pengiriman bitcoin bekerja seperti ini: pengguna mengambil gaji mereka dan membeli bitcoin. Mereka kemudian mengirim uang dari bitcoin wallet mereka ke bitcoin wallet penerima – biasanya teman atau anggota keluarga di negara asalnya. Kemudian, penerima menukar bitcoin dengan uang tunai dalam mata uang lokal. Tapi layanan pen

Bitcoin adalah metode payout terbaik untuk bisnis online advertising

Sudahkah Anda menggunakan Bitcoin untuk solusi Payout bisnis Anda? “Daripada mencari Bitcoin lewat situs-situs faucet, lebih baik kita membuat sebuah situs dan pasang iklan disana, lalu share situsnya via sosial media seperti facebook supaya mendapatkan banyak visitor. Bitcoin yang didapatkan dari sana pasti lebih banyak jumlahnya daripada kita menghabiskan waktu bermain faucet,” ujarnya sambil tertawa. “Membuat akun Bitcoin juga ternyata sangat mudah dan banyak keuntungannya. Andai saja Google Adsense sekarang juga bisa membayar saya dalam bentuk Bitcoin.”  Begitulah ungkapan yang diberikan Pak Andri Setiawan mengenai bisnisnya. Sebuah kisah nyata dari Andri Setiawan, seorang pengusaha yang mendapatkan penghasilan hingga puluhan juta Rupiah per minggu dari pemasangan iklan online di situsnya, news.viatekno.com. Mengenal Lebih Dekat Andri Setiawan Bapak Andri Setiawan, seorang pria yang telah berkeluarga dan dikaruniai seorang anak. Ia adalah seorang pebisnis yang juga aktif m

8 Hal Menarik Diumumkan Google dalam Konferensi Google I/O 2017

Pada pertengahan Mei 2017 ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, Google kembali mengadakan konferensi tahunan yang bertajuk Google I/O. Tetapi tahun ini raksasa internet dunia tersebut hanya menghadirkan fitur-fitur baru untuk sistem operasi Android serta Google Home. Mereka tidak meluncurkan produk baru apapun. Untuk lebih jelasnya... Berikut ini adalah delapan pengumuman menarik Google di hari pertama Google I/O 2017. Google for Jobs Layanan ini bisa memperhitungkan banyak hal, mulai dari minat pribadi hingga waktu kamu berangkat ke kantor, dan memberikan lowongan pekerjaan yang sesuai. Google pun meluncurkan layanan baru bernama Google for Jobs, Hal ini dilakukan demi memanfaatkan kemampuan machine learning mereka dalam membaca kebutuhan pengguna. Saat ini, Google mendapatkan berbagai lowongan pekerjaan tersebut dari pihak ketiga, seperti Facebook, Monster, ZipRecruiter, Glassdoor, hingga LinkedIn. Google Lens dalam Google Assistant Teknologi ini sebenarnya telah dima